WahanaNews.co | Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menyiapkan petunjuk pelaksanaan wisata aman bencana untuk wisatawan. Panduan ini diharapkan dapat mendukung keamanan dan kenyamanan wisatawan saat berwisata ke provinsi yang berbasiskan kepulauan tersebut.
"Kami sudah melakukan kajian terkait wisata aman bencana yang selanjutnya akan diteruskan ke level kabupaten/kota, termasuk pelaku industri wisata untuk diterapkan di setiap destinasi wisata di NTT," kata Kepala Bidang Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disparekraf NTT, Johny Rohi, seperti dilansir Antara.
Baca Juga:
Tangis Keluarga Pecah di Makam Eks-Casis TNI Asal Nias
Sebab, NTT merupakan miniatur bencana di Tanah Air, karena hampir semua jenis bencana alam dan non-alam di daerah lain juga terjadi di NTT.
Johny mencontohkan seperti bencana hidrometeorologi, berupa banjir dan tanah longsor yang terjadi di akhir-akhir ini di daerah tujuan wisata di Pulau Flores, seperti Labuan Bajo, Ende, Sikka, dan lainnya.
Kondisi ini yang menjadi perhatian serius, karena berdampak pada pertumbuhan sektor pariwisata yang telah ditetapkan pemerintah provinsi sebagai penggerak utama perekonomian.
"Karena itu kami lakukan kajian dan hasilnya berupa dokumen yang berisi petunjuk atau upaya-upaya yang harus dilakukan dalam mewujudkan wisata aman bencana," katanya.
Johny menjelaskan petunjuk wisata aman bencana yang dimaksud mencakup aspek kesiapsiagaan atau mitigasi di tahap sebelum bencana, tanggap darurat saat saat bencana, dan penanganan setelah bencana.
Selanjutnya, pihaknya akan mendorong agar hasil kajian terkait wisata aman bencana ini menjadi produk regulasi yang bisa diimplementasi di setiap kabupaten/kota.
"Apakah nanti dalam bentuk pergub, perda, sehingga bisa diterapkan dan membuat wisatawan bisa merasa yakin,bahwa meskipun NTT ini langganan bencana, tetapi bisa berwisata dengan aman," ujar Johny.
Untuk itu, agar penerapan wisata aman bencana dapat berjalan baik, maka sangat dibutuhkan peran serta semua pihak, seperti pemerintah, pelaku industri wisata, perguruan tinggi, media massa, dan komunitas.
"Berbagai stakeholder ini memang harus berjalan bersama-sama agar pembangunan pariwisata kita bisa mencapai target yang diharapkan," pungkas Johny.
Baca Juga:
7 Pekerjaan Sampingan untuk Menambah Penghasilanmu
[kaf]