WahanaNews.co | Wisata Kesehatan Indonesia punya potensi untuk berkembang dan bersaing. Pembina organisasi Insan Pariwisata Indonesia (IPI) Guntur Subagja Mahardika mengungkapkan terdapat enam sektor wisata kesehatan di Indonesia berbasis kearifan lokal yang unggul dan dapat memenangkan persaingan wisata kesehatan di kawasan Asia Tenggara.
"Kita harus memadukan health tourism, medical tourism, dan wellness tourism dalam wisata kesehatan yang lebih luas," ujarnya di Jakarta, Kamis.
Baca Juga:
Dukung Program Pembangunan, Pemkot Jakbar Apresiasi Kamar Dagang dan Industri
Guntur yang juga Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI itu menyebutkan enam sektor wisata kesehatan yang dapat dikembangkan yaitu Medical, Food & Nutrition, Beauty, Sport, Nature, Spiritual & Education.
"Di sektor medical tourism tiga negeri jiran Singapura, Thailand, dam Malaysia sudah lebih maju, tapi kita unggul di wellness tourism dan health tourism dengan nilai tambah kearifan lokal," paparnya.
Wellness tourism, tambahnya dalam Webinar "Making Indonesia a Hub for Global Health Tourism" yang diselenggarakan ISABC (Indonesia - Saudi Arabia Business Council) dan Komite Bilateral Kadin, merupakan wisata minat khusus untuk menjaga kebugaran.
Baca Juga:
Quality Time Makin Seru Dengan Program Paling Baru di GTV
Dari data Global Wellness Institute, menurut Guntur, ekonomi global wellness mencapai 4,5 triliun dolar AS. Sementara pasar wisata kesehatan global, menurut Data Bridge Market Research 2020, akan mencapai 269 miliar dolar AS pada 2027.
"Berkembangnya wisata kesehatan Indonesia akan memberikan dampak ekonomi besar pada sektor lainnya seperti UMKM, transportasi, kuliner, ekonomi kreatif dan ekonomi kerakyatan lainnya," ujarnya .
Dia menambahkan, potensi lainnya adalah memberikan nilai tambah layanan halal pada wisata kesehatan, yang nilai ekonomi halal global mencapai 3,2 triliun dolar AS. Wisata kesehatan halal dapat menjadi kelebihan Indonesia, selain nilai tambah kearifan lokal.